Friday, September 9, 2011

Nikah, Bukan Akhir Perjuangan

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha  Penyayang
Karya Asli : SaBaHaNmUsLiM
Sumber Gambar : Salah Seorang Pelukis SINERGI (Freshie)
*P/S : Sesiapa ingin menymbang lukisan/ilustrasi untuk dijadikan gambar hiasan post-post di blog ini boleh berikan link ke emel saya..InsyaAllah..




Penyatuan Ikatan, Pembubaran Perjuangan

"ramai juga lepas menikah ni meninggalkan jalan tarbiyyah akh"

"ada jugakah benda tu berlaku akh?"

"ada akhi..yang selepas menikah bukan makin meningkat keimanannya, bukan makin gencar perjuangannya, namun sebaliknya..bahkan tidak kurang ramainya juga yang meninggalkan perjuangannya sama sekali..kebanyakan dengan alasan ingin mencari rezeki keluarga"

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (bernikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS an-Nur, 24:32]

Perbualan dua orang ikhwah membuka minda cabaran selepas menikah. Saya coretkan perkongsian mengenai nikah ini tidak semestinya saya sudah ingin menikah ya, sekadar berkongsi selepas mendengar beberapa berita mengenai nikah-nukih pejuang bersama mahupun dengan yang bukan berjuang bersama. Ada yang makin gencar, dan ada juga yang makin kendur perjuangannya. Ada yang makin kuat, dan ada juga makin lemah menghadapinya. Coretan ini bukan hanya untuk yang berjuang berdakwah, bahkan yang tidak kenal apa erti dakwah juga ada sisipan khas untuk anda. Maka, teruskan membaca..

Nikah, Bukan Akhir Perjuangan

Nikah, satu perkataan yang ketika diucap berbunga semi di hati, berwarna-warni di jiwa bahkan tersenyum sendiri di bibir. Sebab, ia sering menawarkan segala keindahan dan segala kebahagian bahkan mampu menyempurnakan separuh dari agama, tapi ingat masih ada separuh ad-din yang perlu diselesaikan agar menjadi penuh bulatan.

Nikah, terkadang menjadi dambaan kita, bahkan tidak kurang ramainya yang meletakkan nikah adalah solusi yang tepat untuk keluar dari masalah. Meletakkan pernikahan adalah solusi dari kongkongan keluarga, dari tuntutan bekerja, bahkan dari masalah hati dan ingin menguatkan perjuangan dakwahnya. Memang mungkin ia salah satu jalan kemudahan, namun bukan itu sahaja jalan yang ada sehingga menjadikan alasan melaksanakan pernikahan tanpa ada persiapan.


Pernikahan jangan jadikan ianya tujuan, tapi hanya sekadar landasan, dan masih banyak lagi landasan-landasan lain menuju kepada tujuan tersebut atau solusi terhadap masalah yang sedang atau akan kita hadapi. Namun jika sudah jodoh mendarat tepat di landasan, maka silakan disambut dengan penuh keikhlasan dan penuh keredhaan.

Apa yang penting, kerjasama..itu kalau menurut wonder-pet..Apa yang penting, jangan hanya menjadikan pernikahan satu-satunya jalan sehingga mengenepikan jalan-jalan lainnya. Bahkan sebenarrnya, jangan menganggap dahulu perkara-perkara kongkongan keluarga, kerjaya, dan sebagainya itu satu masalah, tapi anggaplah ia satu cabaran bagi kita untuk melepasinya. Cabaran keluarga contohnya, mungkin ada yang menghadapi penerimaan tapi ramai juga menghadapi penolakkan. Kita perlu lagi usaha berikan pemahaman bukan malah meninggalkan. Disamping tunjukkan kematangan jika ingin dan bersedia melaksanakan pernikahan.

Bagi yang sudah menikah, jangan anggap telah terlepas dari amanah mendakwahi keluarga yang harus terus diberi pemahaman. Sekali lagi, nikah bukan akhir perjuangan. Bahkan pada hakikatnya, pernikahan itu merupakan awal dari perjuangan yang lebih besar. Jangan sampai terangan-angan keindahan pernikahan, sehingga selepas pernikahan habis mengabaikan rutin perjuangan di jalan Allah sehingga perjuangan hanya tinggal kenangan. Seperti pernikahan telah membawanya hanyut ketujuan akhir perjuangannya dan cita-citanya, dan ini merupakan kekeliruan yang harus diluruskan. Bagi yang belum menikah, masih banyak method  atau wasilah dakwah yang mungkin belum kita mencuba. Maka teruslah mencuba dan terus mencuba dan jangan pernah menyerah.

Hijrah Bukan Kerana Menikah

Saya pasti kita mengetahui bahkan menghafal hadis mengenai amal bermula dari niat. Ayuh ingat dan hayatinya kembali adakah hijrah kita untuk menikah? Mungkin terkadang kita lama menanti pasangan kita untuk kunjung tiba, dan terkadang teman seperjuangan lainnya yang lebih awal dari kita, walaupun terkadang kita lebih lama menanti di perhentian. Sehingga akan menguji keikhlasan kita dalam menapaki di jalan perjuangan, membuatkan kita lemah melonglai tatkala bukan kita insan yang habis perhentiannya. Bahkan yang lebih parah ketika berprasangka negatif terhadap bas yang singgah dalam perhentian atau stesen perhentian itu sendiri. Maka, perlu kita sedarkan semula bahawa itu bukan tujuan kita! Jangan sampai tujuan utama hijrah menuju Allah dan Rasulullah digoreskan dengan tujuan selainnya.

Satu benda yang pasti, saya tidak menafikan kekuatan senjata pernikahan terhadap dakwah para pejuang yang bakal menggencarkan lagi perjuangannya mengejar redha Allah satu-satunya, yang menguatkan lagi dirinya menjaga hati keimanan dan kesabaran dalam perjuangan, namun yang paling utama niat dan tujuan kita menikah atas dasar apa dan untuk apa? Ayuh jangan memasang niat ingin gencar berdakwah selepas menikah, tapi dari sekarang sudah menggencar dakwah walau belum menikah. Dakwah kerana Allah!

Bagi mereka yang tidak terlibat dalam berdakwah, letakkan juga matlamat yang baik bagi pernikahanmu. Jadikannya satu landasan untuk mentarbiyyah dan menjaga lagi dirimu. Maka, pilihlah juga pasangan yang mampu merealisasikan tujuan itu. Pasangan yang bakal membimbingmu mengenal dan mengamalkan Islam secara baik agar hasil pasanganmu menjadi keluarga Islam yang tidak merobohkan bangunan Islam, tapi keluarga islam yang mampu menjaga bangunan Islam. Pasanganmu yang baik adalah hasil dari kebaikan dirimu.

Bagi mereka yang terlibat pula dengan kemaksiatan yang mungkin mampu mencapai juga tangga pernikahan, sedarlah bahawa ia bukan landasan yang betul membina ikatan. Ikatan yang terhasil selepas dimulai dan dicemari dengan dosa maksiat. Ketahuilah, bercinta sebelum menikah bukannya jalan yang diredhai dan diizinkan Allah kepada kita. Pastikan kita dijalin bukan oleh nafsu dan syaitan sebagai walinya, tapi biarlah keimanan dan keikhlasan menjadi wali penyatunya.

Calon Pilihan

Perkara seterusnya yang ingin saya tekankan adalah, mengapa kita memilih dan menikah dengan pasangan kita? Tolong mulakan ibadat bernikah dengan niat yang diredhai Allah. Kedua-dua pihak lelaki mahupun wanita, ikhwah mahupun akhwat, muslimin mahupun muslimat, perlu membersihkan niat ikhlas hanya untuk mencapai keredhaan dari-Nya. Bernikah untuk menambah lagi cinta kepada Allah. Bernikah agar makin dekat kepada Allah. Bernikah untuk menyumbang lagi di jalan Allah. Akhirnya, akan diketemukan dengan calon yang selayaknya. Maka jagalah dirimu, maka janji Allah akan mendatangimu.

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)"[QS an-Nur, 24:26]

Pemilihan kriteria-kriteria yang perlu diutamakan mesti dijadikan garis panduan. Usahakan memilih pasangan yang mampu merealisasikan niat-niat murni di atas. Walaupun kita sedari setiap manusia ada lorong-lorong kehidupannya tersendiri, ada lorong yang disediakan pasangan pem'booster' perjuangan, ada juga disediakan ujian pasangan yang perlu usaha yang lebih. Apa yang penting, bagi yang memerlukan usaha yang lebih, jangan mula kalah dengan ujian tersebut sehingga kita tersesat di lorong sendiri. Satu perkara yang sama, jalanilah lorong masing-masing dengan tikar keikhlasan sepanjang jalan.

Jadilah Sayap Penolong

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS at-Taubah, 71]

Pastikan datangnya sayap pernikahan saling menolong amar makruf dan nahi munkar, saling menjaga ibadah dan saling menguatkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya agar diturunkan rahmat dari-Nya. Memang kita dianjurkan menikahlah dahulu baru jika tidak mampu silakan berpuasa. Maka, usahakan melakukan mana yang ditekankan dahulu jika sudah melakukan persiapan, namun jika tidak mampu bukan alasan sebenar tidak berusaha, tapi kena berusaha untuk memampukannya.


Lakukanlah persiapan dari sekarang untuk memenuhi tuntutan separuh dari agama. Mulakan dengan persiapan iman, ilmu dan amal. Persiapan mendapat restu keluarga. Akhirnya, persiapan dan perancangan dari sekarang mengenai ekonomi dan pengurusan. Semoga jika dekatnya jodohnya memberikan kebaikan padanya, maka semoga didekatkannya. Namun jika dekatnya jodohnya membawa keburukan padanya, maka semoga diperbaikinya dahulu. Nasihat akhir, jangan perbicaraan mengenai pernikahan begitu memekar di dalam hati, begitu riuh di hujung bibir, sehingga mengalahkan perkara lain yang lebih jauh perlu kita gencarkan. Janganlah topik pernikahan sering lebih pertama diucapkan ketika bertemunya para pejuang sehingga pernikahan yang sebenarnya satu kenikmatan menjadi kehancuran pada hati para pejuang.

2 comments:

FRESHIE said...

Very nice post. Ana pernah cuba nak tulis post tentang ni. Tp dah ditulis antum. Izin untuk promo penulisan antum pulak di blog ana.

Fakhrullah Bin Mawardi said...

insyaAllah..jazakillahu khoir..fastabiqul khoirot..