Karya Asli : SaBaHaNmUsLiM
Husnuzon Serendah Syarat
kita sedia maklum serendah-rendah nilai ukhuwah adalah bersangka baik(Husnuzon) sesama umat Islam dan ukhuwah tidak akan mampu dimulakan dengan berprasangka buruk (Su'uzon) Namun, bukan menjadikan ianya lampu hijau untuk kita sentiasa bersangka baik terhadap maksiat atau dosa yang dilakukan oleh seseorang. Sebagai contoh kita melihat dua sejoli duduk berdekatan sambil beramah mesra di tempat yang sunyi, kemudian kita ingin bersangka baik dan menganggap mereka merupakan adik-beradik, itu bukan situasi atau waktu yang sesuai untuk meletakkan prasangka baik dihadapan pemikiran kita.
Apa yang ingin ditekankan adalah perbuatan baik dilakukan seseorang dan kita tidak meletakkan prasangka negatif seperti niatnya berbuat baik kononnya ada agenda tersembunyi atau ada udang disebalik mee ayam. Sebagai contoh, kita melihat ada seseorang bersedeqah atau berinfak wang ringgit, kemudian kita meletakkan prasangka negatif mengatakan dia sebenarnya mau tunjuk lagak sahaja itu..Saya tekankan disini, bukan kita sebagai hakim terhadap niatnya, cukuplah kita mendoakan semoga ianya ikhlas dari si dia untuk menyumbang kepada masyarakat. Melainkan memang jelas ada bukti bahawa dia lakukan kebaikan itu untuk melahirkan sebuah kejahatan. Berbeza dengan melakukan kebaikan untuk mendapatkan kebaikan yang lain. Semoga kita faham konsep disini.
Prasangka Dalam Berdakwah
Dakwah juga tidak lari dari persepsi orang ramai atau pendakwah lain terhadap sesuatu gerakan. Samada mengatakan dia melakukan program tersebut sebenarnya kerana ingin melawan kita, mereka mengeluarkan risalah itu sebenarnya untuk mengutuk kita, mereka sebenarnya tidak suka kepada kita, mereka sebenarnya cemburu terhadap kita, dan banyak lagi prasangka-prasangka yang sebenarnya bukan membangunkan bangunan dakwah, tapi sebenarnya meruntuhkan dakwah yang saya pasti semua pendakwah niat ikhlas ingin membantu agama Allah.
Kita sedih tatkala jika ada pendakwah-pendakwah sendiri menyampaikan perkara-perkara yang menjauhkan orang lain kepada kebaikan. Samada melakukan program-program khusus untuk brain-wash mad'u (objek dakwah), melakukan ceramah-ceramah umum namun menyampaikan fahaman yang mampu menjauhkan mad'u dari kebaikan pendakwah lain, mengancam mad'u-mad'u dengan ugutan, atau secara halus bersembang kepada mad'u namun yang dia tahu cuma memperjuangkan gerakannya dan mengatakan benda-benda yang tidak baik kepada gerakan lain. Semoga Allah mengampunkan kita semua. Dan kepada semua pendakwah, benda itu lumrah dalam berdakwah, Rasulullah sendiri banyak tipu-daya oleh pihak quraisy untuk menggagalkannya.
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." [QS al-Anfal, 8:30]
Bukan kita ingin mengatakan semua penghalang adalah quraisy, tapi sifat atau perbuatan jangan sekali-kali kita ikuti seperti ikon yang tidak sepatutnya kita ikuti tersebut. Kita juga semua harus sedar, bahawa terkadang bukan hanya orang bukan Islam yang kebanyakan menjatuhkan Islam, tapi yang kita sedihkan tatkala tangan umat Islam sendiri menggoncangnya. Tangan-tangan kita sepatutnya saling berpaut, bukan saling bergusti. Mari tekankan dan tanamkan sikap berlapang dada menerima strategi, pemikiran, metod, mekanisma, dan kaedah masing-masing yang mungkin berlainan namun masih kita tidak akan lari dari 2 wasiat Nabi Muhammad SAW, al-Quran & Sunnahnya.
Saya nasihat kepada semua pendakwah, jika mungkin kita mengalami halangan-halangan sedemikian atau perbuatan-perbuatan buruk menimpa kita. Cukuplah kita beriman dengan ayat ini:
"Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan"[QS al-Mukminum, 23:96]
Perbuatan buruk bukan untuk kita balasi atau ikuti, namun jadikan kita pengajaran dan batas untuk kita jauhi sifat sedemikian.
Tidak Ditaburi Bunga-Bunga
Perjalanan menapaki lorong dakwah tidak akan ditaburi dengan bunga-bunga, bahkan banyak duri yang menyakiti dan menguji perjuangan kita. Namun, itu semua satu ujian untuk kita mendapatkan hikmah yang indah kelak. Ketika ujian datang menimpanya, dia bukan hanya bersabar, bahkan bersyukur dengan ujian yang menimpanya..kerana bersabar dengan ujian itu biasa, namun bersyukur atas ujian itu luar biasa..Bersyukur kerana dia yang dipilih Allah untuk ditabiyyah melalui ujian yang menimpa. Seperti dalam lirik lagu kumpulan nasyid 'The Zikr' mengatakan ujian adalah..tarbiyyah dari Allah...
"Siapa mendapat musibah dan tahu musibah terjadi kerana ketetapn Allah, lantas dia bersabar, mngharapkan keredhaan-Nya, dan mnyerahakn diri kpd ketetapan-Nya, maka Allah memberi petunjuk kpd hatinya. Tidak hanya itu saja, Dia mengganti dunia yg gagal dia raih dgn pentunjuk di hatinya, keyakinan yang jujur, dan kadang memberinya sesuatu yang lebih baik daripada apa yang telah diambil darinya."[Ibnu Katsir]
Terkadang baru persiapan ilmu yang kita adakan, namun sudah banyak mengganggu fikiran kita. Bahkan terkadang, sudah ingin menyampaikan ilmu, namun ada sahaja penghalang seperti firman Allah yang mengatakan dari syaitan-syaitan samada dalam bentuk jin dan manusia. Mungkin bagi barisan pertama di palestine sana bersiap dari segi senjata, namun bagi kita, persiapan kita dengan bersengkang mata mendalami ilmu Allah dengan berhalaqah, hidupkan malam dengan qiamul lail, bersyuro memikirkan masalah umat dan sebagainya..ketahuilah, itu adalah persiapan kita, bersiap-siaga untuk sesuatu yang lebih besar kelak..dan yakinlah:
"Sehari bersiap-siaga di jalan Allah adalah lebih baik dari bumi & segala di atasnya" [HR BUkhori]
"Bersiap untuk berangkat perang di pagi hari atau di petang hari adalah lebih baik bila dibanding dengan dunia seisinya."[HR BUkhori]
Niatkan untuk Redha-Nya
Perjuangan para da'i tidak akan lari dari ujian niat di hati. Ramai yang nampak hebat dan gah pada luaran, namun dalam hati busuk dan kotor niatnya. Mari kita ikhlaskan niat berkorban hanya untuk mendapat redha dariNya.
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." [QS al-Baqarah, 2:207]
Berkobanlah ikhlas hanya untuk redha illahi. Kita gusar jika kita mengajak manusia agar berdakwah bersama kita, hanya kerana ingin mengajak mengikuti kita, bukan kita berdakwah agar dia ingat kepada Allah..Ingat bahawa Allah menyuruh kita dakwah kepada Allah.
"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, kerana kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya."[QS al-Imran, 3:79]
Ajak bukan untuk menambah ramaikan bilangan kita, bukan untuk mendapatkan nama, bukan untuk menunjukkan kita hebat, tapi ikhlaskan ajak agar mereka menjadi golongan rabbani iaitu sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah. Didik mereka agar memenuhi kriteria rabbani yang berterusan mengajarkan dan belajar kitab Allah. Jangan juga terlalu ghairah melihat kuantiti, tapi lihat dan bina kualiti dalam kuantiti tersebut.
Niat yang lain, jangan juga merasakan bangga dengan hasil dakwah kita. Petunjuk hidayah adalah kehendak dari Allah. Tawakkal hanya pada Allah, bukan usaha atau lainnya. Tugas kita infak masa, tenaga dan harta hanya untuk mendapatkan redhanya. Don't espect anything from dakwah, just espect maradhatillah. Kerana apa gunanya peluh-payah kita, jika bukan kerana Dia?
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)." [QS al-Baqarah, 2:272]
Mari kita mulakan dengan niat yang murni, lalu paculah ia agar haluannya tidak berubah. Teruslah berdakwah dengan berorientasikn da’wah kpd Allah, berpaksikan sunnah Rasulullah & bernafaskan agama islam. Bukan hanya bernafaskan Islam, tapi berorientasi pada lainnya.
No comments:
Post a Comment