Friday, March 18, 2011

Sirnakan Tsunami Dosa

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Karya Asli : SaBaHaNmUsLiM





Tsunami Mengajarkan Kita

Baru-baru ini, sudah tentu kita sedari bencana besar yang mengejutkan kita semua, Tsunami. Bencana yang melanda negara Jepun yang pada pandangan fizikal sebuah kota yang membangun dengan pesatnya, kota yang tersergam indah bangunannya, kota yang kuat ekonominya, kota yang tinggi teknologi, namun tidak mampu bertahan dengan kuatnya gegaran dan dengan dahsyatkan ombak yang diciptakan Allah Penguasa Alam. Marilah kita lihat jauh ke hadapan ketika malapetaka melanda, lihat siapa disebalik kekuatan gempa bumi, lihat siapa disebalik besarnya tsunami, lihat siapa disebalik kedahsyatan petir, nescaya kita akan lihat siapa Penguasa Agung di sebalik semua ini!

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."[QS al-Hadid, 57:22]

Tiada satu bencanapun yang lari dari perancangan dan penguasaan Allah Al-Qodir, samada terhadap sekeliling mahupun diri kita sendiri. Inilah berkuasa Allah terhadap segala sesuatu, namun mengapa kita tidak mahu mengambil pengajaran, tidak ada kesedaran, tidak kita mahu perhatikan atau tidak mahu fikirkan? Bahawa segala yang terjadi itulah tanda-tanda kekuasaan Tuhan!

Ombak Tsunami di negeri orang, Angin Tsunami di UTP sendiri. Inilah yang berlaku pada hari selasa, 15 March 2011 yang baru. Angin yang kencang melanda UTP menumbangkan pokok bukan kecil tapi besar, meranapkan bukan hanya atap bahkan kereta, mujur tiada kehilangan jiwa dilaporkan. Semoga yang menghadapi musibah teruskan kesabaran diatas ujian.



Dosa Mengundang Bencana

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." [QS al-Ankabut, 29:40]

Semua bencana yang disertakan dalam redaksi ayat diatas menjurus kepada dosa yang mengundang segala penyiksaan. Bukan Allah ingin menganiaya mereka, tapi mereka sendiri menganiaya diri mereka sendiri. Inilah asbab mengapa bencana diturunkan, kerana setiap akibat ada sebabnya. Akibat jangan kita kecilkan skop pemikiran hanya dengan bencana yang dampak besar di mata, tapi juga akibat halus yang hampir mengaburi mata. Samada dalam bentuk kesusahan mahupun dalam bentuk kesenangan.

Bencana besar nampak besar di Jepun, bencana di Malaysia apa kurangnya. Jika kita perhatikan statistik kematian di Malaysia banyak disebabkan kemalangan jalan raya dan banyak disebabkan menghidap penyakit, tidakkah kita sedari inilah salah satu bencana kepada rakyat Malaysia? Bencana yang datang akibat apa, biar kita sendiri fikirkan!

"Dan orang-orang yang kafir sentiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janji." [QS ar-Ra'd, 13:31]

Allah firmankan orang kafir SENTIASA ditimpa bencana. Sekali lagi, jangan kecilkan skop orang kafir hanya kepada golongan bukan Islam, golongan umat Islam sendiri berapa banyak yang mengkafirkan perintah dan larangan dari Allah SWT. Gosok mata, lihatlah sendiri! Perlu kita sedari segala bencana yang menimpa kita ada sebabnya dan salah satu darinya kerana kesalahan diri kita sendiri.

"Apa sahaja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa sahaja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.." [QS an-Nisa', 4:79]

Virus Dosa

"Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." [QS al-An'aam, 6:164]

Wahai pencinta perjuangan, mari bersama kita muhasabah kembali diri sendiri sebelum orang lain. Kita pasti pernah mengalami dan melalui suatu keadaan dimana seperti ada penghalang kepada kejayaan perjuangan kita, atau ada penyekat kepada penyampaian ilmu kita, seperti hilang idea ketika memberi tazkirah, al-Quran tidak mampu dibaca dengan sempurna, terlupa jawapan ketika musykilah diutarakan, atau bahkan mad'u lari daripada kita, dan banyak lagi kekangan terhadap perjuangan kita. Mari kita salahkan dulu diri sendiri baru menyalahkan benda lain, kerana boleh jadi semua ini berlaku disebabkan kesalahan yang kita lakukan.

"Bagi  aku, seseorang lupa ilmunya yang tadinya dia ketahui (adalah) disebabkan kesalahan yang dia lakukan."[Ibnu Mas’u RA]

Pernah seorang penceramah diminta memberikan tazkirah suatu masa, namun sepanjang tazkirah banyak yang hambar, kehilangan banyak idea, kehilangan kelancaran, sedangkan biasanya semua lancar. Akhir pada tazkirahnya dia utarakan rasa maaf atas kekurangan, kerana khilaf dosa yang dia rasakan. Dia mengaku dia tertinggal tahajjud hari itu, dhuha tertinggal, al-Quran tidak dibaca, kemudian ada dosa-dosa yang dia lakukan, maka inilah yang menghalang cahaya ilmu untuk disampaikan.

"Ketahuilah ilmu itu adalah cahaya. Sedangkan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat." [Imam Asy-Syafi’e]

Janganlah kita mengajarkan ilmu tapi kita yang tidak berbuat, mengajarkan orang lain untuk bertauhid padahal kita sendiri masih bermusyrik, mengajar manusia selalu ikhlas padahal kita sendiri riya dan munafik, mencegah manusia melakukan dosa padahal kita sendiri pelaku maksiat. Allah tahu segala apa yang kita lakukan, samada zahir atau tersembunyi, mungkin orang lain tidak mengetahui, tapi yakinlah Allah sentiasa mengawasi dan mengetahui hatta apa yang terbesit di hati.

"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." [QS al-Mu'min, 40:19]

Allah mengetahui kemana pandangan kita sebenarnya walaupun kita cuba kononnya menyembunyikan apa sebenarnya kemaksiatan yang kita lihat! Allah mengetahui juga apa di dalam hati walaupun cuba menyembunyikan dengan amal perbuatan. Mari kita sedarkan kembali diri kita, perbaiki hubungan kita dengan Allah SWT, laksanakan semampunya perintah Allah, tinggalkan semuanya apa yang dilarang Allah, agar Allah akan laksanakan janjinya untuk membantu kita, namun dengan syarat kita dahulu mengubah keadaan kita dan menolong dengan yakin agama Allah.

Sirnakan Tsunami Dosa

Bagi orang-orang beriman, bencana atau musibah yang melandanya bukan suatu penyiksaan yang jelas berbeza dengan orang-orang kafir. Tetapi suatu ujian untuk mentarbiyyah mereka, suatu ubat untuk menyembuhkan penyakit dosa, dan suatu peringatan agar jangan terleka.

"Tidak henti-hentinya bencana itu mengenai seseorang mu'min, lelaki atau perempuan, baik dalam dirinya sendiri, anaknya ataupun hartanya, sehingga ia menemui Allah Ta'ala dan di atasnya tidak ada lagi sesuatu kesalahanpun."[HR Tirmidzi]

Bencana yang diberikan bagi menghapuskan kesalahan mereka. Inilah janji manis buat orang beriman. Kerana itu, kita bukan hanya patut bersabar dengan ujian, tapi bersyukur kerana diberikan ujian, kerana bersabar dengan ujian itu biasa, bersyukur kerana diberi ujian itu yang luar biasa. Mari manfaatkan ujian yang diberikan bukan terus menghina takdir, bukan terus mencarut tidak tentu hala, tapi jadikan ia penghapus kepada dosa dengan redha dan kesabaran.

“Tidaklah seorang Muslim ditimpa sakit melainkan dengannya Allah akan menggugurkan kesalahannya seperti daun pohon yang berguguran.” [HR Bukhori]

Penyakit yang mendatang kepada kita sebenarnya ubat kepada penyakit lain, dosa. Ubat dosa yang lainnya adalah menjauhi dosa-dosa besar, bukan jangan melakukan dosa-dosa besar, tapi ditekankan untuk kita mendekati juga tidak boleh, jika kita ingin dihapuskan kesalahan-kesalahan kita yang lepas.

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." [QS an-Nisa', 4:31]

Permohonan keampunan kepada Allah tidak cukup hanya sekadar ucapan di mulut. Namun perlukan keimanan dan amal soleh yang mengirinya. Sedangkan ketika kita melakukan kesalahan kepada majikan kita, kita akan bermati-matian memohon maaf, mencuba memujuk, membuktikan prestasi dan sebagainya, inikan pula ingin memohon maaf kepada Raja Seluruh Alam.

"Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." [QS al-Ankabut, 29:7]

Akhir sekali yang ingin saya kongsikan khas kepada mereka yang sanggup berinfak masa, tenaga, jiwa dan raga di jalan yang diredhai Allah bahawa yakinlah segala yang kita infakkan juga adalah salah satu wasilah bagi kita menghapuskan dosa-dosa yang saya pasti kita pernah lakukannya suatu masa dahulu. Kita pasti tahu bagaimana keadaan ketika zaman gelap menerjah kehidupan kita, dan yang pasti, Allah lebih mengetahui segala dosa kesalahan kita, ayuh kita lebih berinfak di jalan Allah samada dalam keadaan lapang mahupun sempit untuk paling utama mengharapkan redhanya dan kemudian sebagai penebus segala dosa kita yang lalu.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang." [QS al-Imran, 3:133-134]

Inilah orang yang dilabelkan sebagai bersegera kepada keampunan Allah. Sanggup menafkahkan harta dalam bentuk masa, tenaga, wang ringgit hatta nyawa sekalipun samada dia dalam keadaan lapang mahupun sempit. Bukan hanya berbuat ketika senang, namun dalam keadaan susah adakah kita masih mampu berbuat?

Janganlah kita merasa puas untuk memohon keampunan, untuk terus beramal dan untuk terus berdoa. Jangan juga merasa kita telah melepasi azab kubur, jangan terfikir kita telah selesai dihisab, jangan sangka kita sudah melepasi titian sirat, dan jangan yakin kita telah melihat tempat kita di syurga!Teruskan beramal dan jangan menyerah, kuat dan sabarlah mengharungi mehnah, selepas usaha dan doa baru berserah, berserah tawakkal semestinya hanya kepada Allah semata.

6 comments:

Anonymous said...

tertarik dgn yg ini..."Bagi aku, seseorang lupa ilmunya yang tadinya dia ketahui (adalah) disebabkan kesalahan yang dia lakukan."[Ibnu Mas’u RA]

Pernah seorang penceramah diminta memberikan tazkirah suatu masa, namun sepanjang tazkirah banyak yang hambar, kehilangan banyak idea, kehilangan kelancaran, sedangkan biasanya semua lancar. Akhir pada tazkirahnya dia utarakan rasa maaf atas kekurangan, kerana khilaf dosa yang dia rasakan. Dia mengaku dia tertinggal tahajjud hari itu, dhuha tertinggal, al-Quran tidak dibaca, kemudian ada dosa-dosa yang dia lakukan, maka inilah yang menghalang cahaya ilmu untuk disampaikan....mumtaz akh!

Fakhrullah Bin Mawardi said...

insyaAllah..semoga Allah melindungi kita dari kondisi sedemikian..

Amin Baek said...

jzkkk atas pengkongsian ini..subhnallah

Irwan Afendi said...

T_T
subhanallah~

Fakhrullah Bin Mawardi said...

insyaAllah e~w@n..moga bermanfaat pd kita semua..

Fakhrullah Bin Mawardi said...

waiyyaka Amin Baek..