Monday, August 3, 2009

Pengorbanan Menuntut Ilmu

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Karya Asli : SaBaHaNmUsLiM


"Dan di antara manusia ada orang yang mengorabankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (QS 2 : 207)



Apa benar menuntut ilmu perlukan pengorbanan,
Terutama dalam mencari ilmu yang diredhai,
Adakah kerana kami berada di comfort zone maka kami tak dapat rasakannya,
rasakan nikmat kepayahan menuntut,
yang kami rasakan hanya formula-formula yang perlu ditanam dalam otak,
teori-teori yang perlu kami kunyah dengan lumat,
dan akhirnya berhempas-pulas menjawab soalan peperiksaan,
Persoalannya disini, mengapa ramai sanggup berkorban demi menuntut ilmu,
sehingga Nabi junjungan mulia turut memperumpamakan,
agar menuntut ilmu sampai ke negeri cina,
bagi menunjukkan pentingnya berkorban dan berjuang dalam menuntut ilmu,
seperti tokoh-tokoh yang terdahulu,
mengamalkan satu pepatah melayu pada hari ini,
yang sering kita dengar ketika di bangku sekolah lagi,


” Jadilah Seperti Lilin Yang Membakar Diri Untuk Menerangi Orang Lain “





Seperti Imam Ibnu Kharrasy yang sanggup meminum air kencingnya sebanyak 5 kali,
sewaktu berjalan melintasi gurun pasir ,
untuk mendapatkan ilmu hadis,
untuk menyampaikan kepada generasi lain,
dia terpaksa minum air kencing sendiri bagi melegakan tekak yang amat kering,
Bagaimana dengan diri kita,
tak dapat belajar jika tiada makanan ringan di tepi buku,
tak sanggup berlapar untuk mendapatkan ilmu,
apa lagi bermusafir untuk mencari ilmu.


Bagaimana pula kisah Imam Bukhari yang tidak memiliki apa-apa,
Hatta pakaian pun tidak dimiliki,
sehingga ia terhalang dari menulis hadis,
Sehingga Al Asyqar (seorang ulama sezaman Imam Bukhori) pernah memberitakan,
"Selama beberapa hari kami tidak mendapati Bukhari
menulis hadis di Bashrah. Setelah dicari ke mana mana
akhirnya kami mendapatinya berada di sebuah rumah dalam
keadaan telanjang. Ia sudah tidak punya apa-apa. Atas dasar
musyawarah kami berhasil mengumpulkan uang beberapa
dirham lalu kami belikan pakaian untuk dipakainya. Selanjutnya baru
dia mau bersama-sama kami lagi meneruskan penulisan hadis."
Begitu besar pengorbanan orang yang belajar dan mengajarkan,
kerana mereka tahu itu suruhan dari Yang Maha Melihat,


"Hendaklah kamu menjadi golongan rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS 3 : 79)


Pernahkan kau jumpa manusia yang sanggup menuntut ilmu,
walau hanya kais pagi makan pagi dan kekadang tiada kais petang untuk makan petang,
Sehingga ada seorang ulama menulis syair:
Aku bertanya kepada kemiskinan.
Di manakah kamu berada?
Ia menjawab, aku berada di serban para ulama yang menuntut ilmu.
Mereka adalah saudaraku.
Yang tidak mungkin aku tinggal begitu sahaja.

No comments: